Different tournament, another same old story. Ya, Inggris benar-benar sial setiap kali memasuki drama adu penalti. Dari delapan turnamen utama yang Three Lions ikuti—termasuk Euro dan Piala Dunia—lima kali diantaranya Negeri Ratu Elizabeth ini tersingkir lewat adu penalti.
Sejak 1996 silam, Inggris hanya tiga kali tersingkir dari sebuah turnamen tanpa melalui adu penalti, yakni pada Euro 2000—tersisih di penyisihan grup—Piala Dunia 2002—kalah 1-2 dari Brasil—dan Piala Dunia 2010—kalah 1-4 dari Jerman. Sisanya, kecuali pada Euro 2008, Inggris selalu pulang gara-gara sepakan 12 pas.
Sebuah kutukankah? Kesialankah? Apapun alasannya, faktanya permainan Inggris dinihari tadi melawan Italia justru menyisakan anggapan bahwa mereka mendekati kutukannya sendiri. Steven Gerrard dkk. bermain bukan untuk menang dan hanya mencari adu penalti.
“Inggris ingin meniru Chelsea. Namun, mereka gagal. Kami tahu mereka akan menunggu kami dan berniat memukul melalui serangan balik,” kata penyerang Italia Alessandro Diamanti kepada Goal, Senin (25/6/2012).
“Tapi kami ke sini untuk bermain dan adalah hal yang penting dapat menguasai bola serta memenangi pertandingan dengan gaya kami. Seharusnya kami berhasil menang dalam waktu normal tapi sayangnya kami terlalu banyak membuang peluang,” sesal pemain asal Bologna berusia 29 tahun ini.
“Pada akhirnya kami memang pantas menang, sekalipun lewat adu penalti,” tutup penendang penalti penentu kemenangan Italia atas Inggris ini.
Sejak 1996 silam, Inggris hanya tiga kali tersingkir dari sebuah turnamen tanpa melalui adu penalti, yakni pada Euro 2000—tersisih di penyisihan grup—Piala Dunia 2002—kalah 1-2 dari Brasil—dan Piala Dunia 2010—kalah 1-4 dari Jerman. Sisanya, kecuali pada Euro 2008, Inggris selalu pulang gara-gara sepakan 12 pas.
Sebuah kutukankah? Kesialankah? Apapun alasannya, faktanya permainan Inggris dinihari tadi melawan Italia justru menyisakan anggapan bahwa mereka mendekati kutukannya sendiri. Steven Gerrard dkk. bermain bukan untuk menang dan hanya mencari adu penalti.
“Inggris ingin meniru Chelsea. Namun, mereka gagal. Kami tahu mereka akan menunggu kami dan berniat memukul melalui serangan balik,” kata penyerang Italia Alessandro Diamanti kepada Goal, Senin (25/6/2012).
“Tapi kami ke sini untuk bermain dan adalah hal yang penting dapat menguasai bola serta memenangi pertandingan dengan gaya kami. Seharusnya kami berhasil menang dalam waktu normal tapi sayangnya kami terlalu banyak membuang peluang,” sesal pemain asal Bologna berusia 29 tahun ini.
“Pada akhirnya kami memang pantas menang, sekalipun lewat adu penalti,” tutup penendang penalti penentu kemenangan Italia atas Inggris ini.
No comments:
Post a Comment
Beri Komentar | Masukan | ataupun Pendapatmu jika ada..
Give your commentary | Entry | or maybe your opinion..
#KTBFFH #UpOurChels